Karakteristik Penelitian Kualitatif
Ciri ke-6: Deskriptif
Data yang didapat berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu karena adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi ketipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan hasil, peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu baiknya dilakukan seperti halnya orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah satu demi satu. Pertanyaan seperti mengapa, alasan apa, dan bagaimana terjadinya akan senantiasa digunakan oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti tidak akan memandang bahwa sesuatu itu sudah memang demikian keadannya.
Ciri ke-7: Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil
Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil. Hal ini karena terdapat hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Bogdan dan Biklen (1982:29) memberikan contoh seorang peneliti yang menelaah sikap guru terhadap jenis siswa tertentu. Peneliti mengamatinya dalam hubungan kegiatan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang sikp yang diteliti. Dengan kata lain, peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali.
Ciri ke-8: Adanya batas yang Ditentukan oleh Fokus
Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus. Dengan kata lain, bagaimana pun, penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian penting artinya dalam usaha menentukan batas penelitian. Dengan hal itu dapatlah peneliti menemukan lokasi penelitian.
Ciri ke-9: Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data
Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik. Menurut Lincoln dan Guba (1985:43) hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama, validitas internal cara lama telah gagal karena hal itu menggunakan isomorfisme antara hasil penelitian dan kenyataan tunggal di mana penelitian dapat dikonvergensikan. Kedua, validitas eksternal bisa gagal karena tidak taat-asas dengan aksioma dasar dari generalisasinya. Ketiga, kriteria reliabilitas gagal karena mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak dan keduanya tidak mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan atas desain yang dapat berubah-ubah. Keempat, kriteria objektivitas gagal karena penelitian kuantitatif justru memberi kesempatan interaksi antara peneliti-responden dan peranan nilai. Karena itu maka pemeriksaan keabsahan data ada kriteria khususnya.
Ciri ke-10: Desain yang Bersifat Sementara
Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-menerus akan disesuaikan dengan kenyataan atau fakta di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan jamak di lapangan. Kedua, tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan. Ketiga, bermacam-macam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan. Dengan demikian, desain khususnya masalah yang telah ditetapkan terlebih dajulu apabila peneliti lapangan dapat saja diubah.
Ciri ke-11: Hasil Peneltian Dirundingkan dan Disepakati Bersama
Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, susunan kenyataan dari merekalah yang akan diangkat oleh peneliti. Kedua, hasil penelitian bergantung pada hakikat dan berkualitas hubungan antara pencari dengan yang dicari. Ketiga, konfirmasi hipotesis kerja akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.
Sumber : Buku Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Karya Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. Tahun 2006
Post a Comment
Post a Comment