Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
2. Karakteristik Penelitian
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) yaitu:
- Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci
- Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka
- Penelitian kualitatif lebih menekankan proses penelitian daripada produk atau hasil
- Penelitian kualitatif analisis datanya secara induktif
- Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Menurut Erickson dalam Susan Stainback (2003) menjelaskan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut.
- Berhati-hati dalam mencatat apapun yang terjadi dan tidak lupa mencatat dan merekam bukti wawancara.
- Intensif, Partisipasi jangka panjang di lapangan
- Membuat laporan hasil penelitian secara detail dan terperinci, kutipan langsung dari wawancara dan interpretasi dari hasil wawancara
- Analisis refleksi berdasarkan dokumen atau data yang didapat di lapangan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen dan data yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
Selanjutnya untuk memahami lebih mendalam dan rinci tentang metode kualitatif, maka perlu memahami perbedaan antar kedua metode penelitian tersebut. Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat dengan cara membandingkan antara kedua metode tersebut. Lihat gambar dibawah.
3. Proses Penelitian
Perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif juga dapat dilihat dari proses penelitiannya. Proses dalam metode penelitian kuantitatif bersifat linier dan kualittif bersifat sirkuler.
a. Proses Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian kuantitatif ditunjukkan pada gambar diatas. Berdasarkan gambar dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Telah dijelaskan diatas bahwa penelitian itu pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan praktekm, perencanaan dengan pelaksanaan dan sebagainya. Penelitian kuantitatif berlandaskan dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan intisari masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena itu harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka penliti harus menguasai teori melalui membaca berbagai referensi. Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab baik maka masalah tersebut dirumuskan secara spesifi, dan pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara atau hipotesis maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan permasalahan tersebut dan memikirkan solusinya. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis) Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode/strategi/desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan kosisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis, adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Dalam penelitian kuantitatif metode penelitian yang dapat dimanfaatkan yaitu metode survey, eksperimen, ex post facto, evaluasi, action research, policy research (selain metode naturalistik dan sejarah).
Setelah menentukan metode penelitian yang akan digunakan, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang berbentuk test, angket/kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Apabila peneliti ingin membuat generalisasi terhadap hasil temuannya, maka sampel yang diambil harus representatif (mewakili).
Setelah data terkumpul, maka tindakan selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang dirumuskan diawal dengan teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhiporesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan dan saran.
Penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna menyusun hipotesis merupakan aspek logika (logico-hypothetico), sedangkan pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya merupakan aspek metodologi untuk memverifikasi hipotesis yang dirumuskan diawal.
b. Proses penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi belum tahu pasti apa yang ditempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang yang ada disekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan seperti orang asing yang mau melihat pertunjukan wayang kulit itu. Ia akan tahu setleah ia melihat, mengamati dan menganalisis dengan serius.
Berdasarkan ilustrasi tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa walaupun peneliti kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memahami obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap pertunjukkan wayang kulit. Setelah mulai meneliti obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada di tempat itu, yang masih bersifat umum. Misalnya dalam pertunjukan wayang pada tahap awal, ia akan mlihat penontonnya, panggungnya, gamelannya, penabuhnya (pemain gamelannya), wayangnya, dalangnya, pesindennya (penyanyi) aktivitas penyelenggaranya.
Disebut juga dengan tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand tour question. Di tahap ini peneliti menjelaskan apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap informasi yang diperolehnya. Dalam gambar dibawah (tahap deskripsi) data yang diperoleh cukup banyak, bervariasi dan belum tersusun secara jelas. Di sana ada huruf besar, kecil, angka, dan simbol-simbol yang berserakan.
Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap reduksi/fokus. Di tahap ini peneliti mereduksi data yang diperoleh pada tahap pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahapn I untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap ini peneliti menyortir data dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai kategori yang ditetapkam sebagai fokus penelitian.
Bila dikaitkan dengan melihat contoh pertunjukkan wayang, maka peneliti telah memfokuskan pada masalah tertentu, misalnya masalah wayang dan dalangnya saja.
Proses penelitian kualitatif, pada tahap ke 3, merupakan tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Ibaratnya pohon, kalau fokus itu baru pada aspek cabang, maka kalau pada tahap selection peneliti sudah mengurai sampai ranting, daun dan buahnya. Kalau diibaratkan pertunjukan wayang tadi, kalau fokusnya pada wayangnya, maka peneliti ingin tahu lebih dalam tentang wayang, mulai dari nama wayang dan perannya, benntuk dan ukutan wayang, cara membuat wayang, makna setiap pahatan pada wayang, jenis cat yang digunakan, cara mengecatnya dan sebagainya.
Pada penelitian tahap ke 3 ini, setalah peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkostruksikan data yang diperoleh manjadi sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif, tidak sekedar menghasilkan data yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan data yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Data atau informasi yang diperoleh dapat berbentuk informasi yang bersifat deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Informasi deskriptif adalah gambaran lengkap tentang keadaan obyek yang diteliti, informasi komparatif adalah gambaran informasi lengkap tentang perbedaan gejala pada obyek yang diteliti, dan informasi asosiatif adalah gambaran informasi lengkap tentang hubungan antara variabel satu dengan gejala lain.
Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan (deskripsi, reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. Dalam setiap proses pengumpulan data dilakukan melalui lima tahapan. Setelah peneliti memasuki obyek penelitian atau sering disebut sebagai situasi sosial (yang terdiri atas, tempat, aktor/pelaku/orang-orang, dan aktivitas), peneliti berfikir apa yang akan ditanyakan (1). Setelah berfikir sehingga menemukan apa yang akan ditanyakan, maka penliti selanjutnya bertanya pada orang-orang yang dijumpai pada tempat tersebut (2). Setelah pertanyaan diberi jawaban, peneliti akan menganalisis apakah jawaban yang diberikan itu betul atau tidak (3). Kalau jawaban atas pertanyaan dirasa betul maka dibuatlah kesimpulannya (4).
Pada tahap kelima, peneliti mencandra (5) kembali terhadap kesimpulan yang telah dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat peneliti kredibel atau tidak. Untuk memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan lagi, mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka pengumpulan dinyatakan selesai.
Berdasarkan gambar dibawah dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Gambar di sebelah kiri adalah proses penelitian kuantitatif yang bersifat deduktif. Metode penelitian kuantitatif berangkat dari tehoretical frame work sesuatu yang bersifat abstrak, difokuskan dengan formal theory, midle range theori, subtantive theory, selanjutnya dirumuskan hipotesis untuk diuji sehingga, menuju ke empirical social reality atau kejadian-kejadian yang konkrit. Selanjutnya gambar yang sebelah kanan adalah proses penelitian kualitatif yang bersifat induktif. Metode penelitian kualitatif berangkat dari pengamatan yang mendetail konkrit pada empirical social reality, sehingga terbangung grounded theory, selanjutnya berkembang menjadi subtantive theory; midle-range theory; formal theory, dan akhirnya menjadi tehoretical frame work (also call paradigm or theoritical system).
Pengertian teori formasl, midle range theory dan subtantif oleh Neumen (2003) sebagai berikut. "Formal Theori is developed for borad conceptual area in general theory. Subtantive theory is developed for specific area of social concern. Midle range theories can be formal or subtantive" Midle- range theories are slightly more abstract the empirical generalization orn specific hypotheses.
Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Karya Prof. Dr. Sugiyono Tahun 2015
Post a Comment
Post a Comment