Keinovatifan dan Kategori Pengguna
Keinovatifan adalah sejauh mana seseorang atau unit adopsi relatif lebih awal/akhir mengadopsi ide-ide baru dibandingkan anggota sistem sosial lainnya. Daripada menyebut seseorang "kurang inovatif daripada rata-rata anggota sistem sosial lainnya" akan lebih berguna dan lebih efisien menyebutnya "mayoritas akhir" atau kategori pengguna lainnya. Sebutan pendek seperti itu menghemat kata dan memperjelas pemahaman, karena peneliti difusi menunjukkan bahwa setiap anggota kategori pengguna memiliki banyak kesamaan. Apabila seseorang termasuk kedalam kategori mayoritas akhir, maka seperti kebanyakan orang yang berada dalam kategori ini, dia rendah status sosialnya, tidak banyak bersinggungan dengan media massa, memperoleh ide-ide baru dari teman-temannya melalui saluran antar pribadi. Dengan cara yang sama kami akan memberi uraian singkat keempat kategori pengguna lainnya. Kategori pengguna adalah pengklasifikasian anggota suatu sistem sosial berdasar keinovatifannya, menjadi:
- Inovator
- Pemuka
- Mayoritas Awal
- Mayoritas Akhir
- Kolot
Inovator merupakan pencari informasi ide-ide baru yang aktif. Mereka sangat sering bertatap media massa dan jaringan komunikasi antar pribadinya sangat luas, biasanya menjangkau keluar wilayah (sistem sosial)nya sendiri. Para inovator dapat mengatasi ketakpastian mengenai inovasi jauh lebih baik daripada kelompok pengguna lainnya. Sebagai seorang yang pertama kali mengadopsi ide baru di lingkungan sistem sosialnya, mereka tidak bergantung pada penilaian subyektif anggota sistem sosial lainnya tentang inovasi.
Pengukuran keinovatifan dan pengklasifikasian anggota sistem sosial ke dalam kategori pengguna itu didasarkan pada waktu relatif pengadopsian suatu inovasi.
Kecepatan Adopsi
Inilah dimensi ketiga keterkaitan waktu dalam difusi inovasi. Kecepatan adopsi adalah kecepatan relatif pengadopsian suatu inovasi oleh suatu kelompok sosial. Bila jumlah orang yang mengadopsi inovasi digambar secara kumulatif berdasar waktu pengadopsiannya, hasilnya adalah suatu kurva bentuk S. Pada awalnya (pada bulan atau tahun-tahun pertama), hanya sdikit orang yang mengadopsi inovasi. Mereka inilah para inovator. Tetapi sebentar kemudian kurva difusi mulai menanjak, begitu bertambah banyak orang mengadopsi inovasi. Kemudian lintasan kecepatan adopsi mulai mendatar, karena semakin sedikit orang yang belum mengadopsi. Akhirnya kurva bentuk S mencapai asimtotnya (garis lurus mendekati kurva, tetapi tidak memotongnya pada jarak yang tipis sekali), berakhirlah proses difusi.
Kebanyakan inovasi punya kurva kecepatan adopsi berbentuk S. Tetapi ada variasi kelandaian "S"nya antara inovasi satu dengan lainnya; beberapa ide baru menyebar relatif cepat dan kurba S-nya sangat curam, inovasi yang lain mungkin lebih lambat menyebarnya dan kurva S-nya lebih landai. Salah satu isu yang dilemparkan oleh peneliti difusi adalah mengapa beberapa inovasi punya kecepatan adopsi tinggi sedangkan yang lain rendah.
Sistem Sosial
Sistem sosial didefinisikan sebagai seperangkat unit-unit yang bersitaut dan terikat dalam kerjasama pemecahan masalah untuk mencapai tujuan bersama. Anggota atau unit anggota sistem sosial bisa perseorangan, kelompok informal, organisasi, atau subsistem. Sistem Sosial yang dianalisis dalam kajian difusi bisa petani di pedesaan Indonesia, perguruan tinggi di London, para dokter di rumah sakit umum, atau semua konsumen di Amerika Serikat. Setiap unit dalam suatu sistem sosial dapat dibedakan dari unit-unit lainnya. Semua anggota/unit bekerjasama paling tidak mencari pemecahan masalah umum dalam rangka mencapai tujuan masing-masing secara timbal balik. Pertukaran tujuan umum inilah yang mengikat sistem itu.
Perlu diingat bahwa difusi itu terjadi dalam suatu sistem sosial, karena itu struktur sosial suatu sistem mempengaruhi penyebaran inovasi. Sistem sosail mempunyai batas-batas di mana suatu inovasi menyebar. Berkenaan dengan sistem sosial ini kita membahas beberapa topik; pengaruh struktur sosial terhadap difusi, peranan pemuka pendapat dan agen pembaru, tipe-tipe keputusan inovasi, dan konsekensi inovasi. Semua ini mencakup hubungan antara sistem sosial dengan proses difusi yang terjadi di dalamnya.
Sumber : Buku Difusi Inovasi Penyebaran Ide-Ide Baru Ke Masyarakat Karya Everett M. Rogers Tahun 1994
Post a Comment
Post a Comment