-->

Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Tujuan Pelatihan

     Secara umum pelatihan bertujuan untuk :
  1. Menambah keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, 
  2. Menambah pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional
  3. Mengembankan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerja sama (Moekijat, 1993: 2-3)
     Biasanya tingkat pengetahuan dari hasil pelatihan yang pernah diikutinya dapat mencerminkan kemampuan intelektual seseorang. Walaupun secara tradisional jenis dan tingkat pendidikanlah yang digunakan seseorang untuk mencari pekerjaan sebagai ukutan untuk menilai kemampuan pelamar. Dalam kenyataannya, tidak mustahil bagi seseorang yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi tidak mengecap pendidikan yang tinggi, misalnya dikarenakan ketidakmampuan ekonomi atau karena faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu pelatihan masih dianggap lebih efektif dalam upaya membantu pengembangan sumber daya manusia.
     Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja PTK-PAUDNI pelatihan dilakukan untuk pencapaian tujuan:
  1. Meng-update keahlian para PTK-PAUDNI sesuai dengan perkembangan teknologi
  2. Membantu memecahkan permasalahan operasional
  3. Mempersiapkan PTK-PAUDNI untuk suatu promosi tertentu
  4. Mengorientasikan PTK-PAUDNI terhadap organisasi
  5. Menambah keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional; dan mengembankan sikap, sehinga menimbulkan kemauan kerja sama.
  6. Agar satuan kerja bisa bersaing
  7. Memperkuat komitmen tenaga PTK-PAUDNI

Manfaat Pelatihan

     Banyak pelatihan dilaksanakan dengan harapan dapat memberi manfaat. Beberapa manfaat seperti yang dungkapkan oleh Robinson (1981: 19) dalam Marzuki (1992:28) sebagai berikut:
  1. Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki performance organisasi. Perbaikan-perbaikan itu dapat dilaksanakan dengan berbagai cara
  2. Keterampialn tertentu diajarkan agar para karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai standard yang diinginkan. Contoh: skill dalam menggunakan teknik yang berhubungan dengan fungsi: "behavioral skill" dalam mengelola hubungan dengan atasan (boss), dengan bawahan dan sejawat.
  3. Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau keryawan, seringkali pula sikap-sikap yang tidak produktif timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang tidak cukup, dan informasi yang membingungkan.
     Pernyataan tersebut juga sejalan dengan Faustino Cardosa Gomes, yang menyebutkan bahwa pelatihan hanya bermanfaat dalam sitasi dimana para karyawan kekurangan kecakapan dan pengetahuan. Dari beberapa uraian tersebut jelas bahwa pelatihan merupakan sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PAUDNI pada satuan pendidikan nonforma yang dipandang kurang aktif sebelumnya, mengurangi adanya dampak negatif yang disebabkan kurangnya pengetahuan, kurangnya kepercayaan diri atau pengalaman yang terbatas dari para tenaga PADNI.
     Secara umum pelatihan dalam Pendidikan anak usia dini, nonformal informal (PAUDNI) diharapkan bermanfaat untuk:
  1. Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki performance organisasi.
  2. Keterampilan tertentu diajarkan agar para PTK-PAUDNI dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai standart yang diinginkan
  3. Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau para PTK-PAUDNI
  4. Manfaat lain dari pada pelatihan adalah memperbaiki standard keselamatan
     Manfaat pelatihan bagi Organisasi/satuan penyelenggara pendidikan anak usia dini, nonformal, informal adalah:
  1. Peningkatan produktivitas kerja
  2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dengan bawahan
  3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
  4. Meningkatkan semangat kerja
  5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen penerapan gaya manajemen yang partisipatif
  6. Memperlancar jalannya komunikasi yang sehingga proses perumusan kebijaksanaan organisasi lebih akuntabel
  7. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya dalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suburnya kekeluargaan
     Sedangkan manfaat pelatihan bagi tenaga PTK-PAUDNI adalah:
  1. Membantu para PTK-PAUDNI membuat keputusan dengan lebih baik
  2. Meningkatkan kemampuan para PTK-PAUDNI menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya
  3. Terjadinya internalisasi dan opersionalisasi faktor-faktor motivasional
  4. Timbulnya dorongan dalam diri para PTK-PAUDNI untuk terus meningkatkan kemampuan-kemampuan kerjanya
  5. peningkatan kemampuan PTK-PAUDNI untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri sendiri
  6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para PTK-PAUDNI dalam rangka pertumbuhan masing-masing scara teknikal dan intelektual
  7. Meningkatnya kepuasan kerja
  8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seeorang
  9. Makin besarnya tekad PTK-PAUDNI untuk lebih mandiri
  10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas di masa depan
Sumber : Buku Manajemen Pelatihan Karya Joko Sutarto tahun 2013

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter