Difusi sebagai proses di mana (1) suatu inovasi (2) dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu (3) dalam selang waktu (4) di kalangan anggota suatu sistem sosial. Empat unsur pokok difusi itu ialah inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Keempatnya umumnya terdapat dalam setiap kajian difusi, dan dalam setiap program atau kampanye difusi.
Inovasi
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang atau satuan pengguna lain. Selama berkenaan dengan perilaku manusia, tidak terlalu dipersoalkan apakah suatu ide itu "secara obyektif" baru (seandainya diukur dengan selang waktu sejak pertama kali digunakan atau ditemukan) atau tidak. Pandangan seseorang tentang kebaruan suatu ide menentukan reaksinya terhadap ide tersebut. Apabila ide tersebut itu dipandang baru oleh seseorang, maka itu inovasi.
Kebaruan suatu inovasi mencakup tidak sekedar "baru mengetahu". Sseorang mungkin telah cukup lama mengetahui (kenal) suatu inovasi tetapi belum menentukan sikap (bekenan atau tidak berkenan) terhadapnya, atau belum mengadopsi atau mengenalnya. Aspek "kebaruan" suatu inovasi bisa dinyatakan dalam batasan pengenalan, persuasi (penyikapan), atau keputusan untuk menggunakan. Hendaknya kita tidak beranggapan bahwa semua inovasi itu perlu disebarkan dan dipakai. Nyatanya, ada beberapa kajian tentang inovasi yang berbahaya dan boros yang umumnya tidak diperlukan baik oleh perseorangan maupun sistem sosial. Lebih dari itu, inovasi yang sama mungkin diperlukan oleh pemakai dalam situasi tertentu tetapi tidak diperlukan oleh calon pengguna lain dalam suatu situasi yang berbeda. Misalnya, alat pemetik tomat mekanis telah diadopsi cepat oleh para petani-petani niaga besar di Kalifornia, tetapi mesin ini terlalu mahal bagi penanam tomat kecil, dan karena itu ribuan petani kecil itu telah tergusur dari produksi tomat.
Sifat Inovasi
- Keuntungan relatif adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik daripada gagasan sebelumnya. Tingkat keuntungan relatif dapat diukur dengan tolok ekonomi, tetapi faktor-faktor seperti prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan juga seringkali merupakana unsur yang penting. Persoalannya bukanlah seberapa banyak suatu inovasi memberi keuntungan "nyata", melainkan apakah sesorang memandang inovasi itu menguntungkan. Semakin besar keuntungan relatif suatu inovasi diketahui, semakin cepat kemungkinan pengapsiannya.
- Kesesuaian adalah sejauh mana suatu inovasi dipandang sejalan dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan para calon pemakai. Gagasan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang lazim akan tidak diadopsi secepat inovasi yang sesuai. Pengabdosian inovasi yang tidak sesuai biasanya memerlukan terlebih dahulu mengadopsi nilai-nilai baru. Contoh inovasi yang tidak sesuai adalah penggunaan alat-alat kontresepsi di negara-negara yang kepercayaan agamanya menentang penggunaan teknik-teknik keluarga berencana, seperti di negara/masyarakat Muslim dan Katolik.
- Kerumpilan adalah sejauh mana inovasi dipandang sulit dipahami dan/ atau dipakainya. Beberapa inovasi ada yang mudah dipahami oleh kebanyakan warga masyarakat, ada inovasi yang mungkin lebih rumit, dan yang demikian ini biasanya akan diadopsi lebih lambat. Misalnya, penduduk desa Los Molinos tidak memahami teori bakteri yang diterangkan petugas kesehatan sebagaialasan perlunya memasak air minum. Umumnya gagasan baru yang lebih mudah dipahami akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi yang mensyaratkan pemakainya untuk terlebih dulu mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru.
- Ketercobaan adalah sejauh mana suatu inovasi dapat dicoba dalam skala kecil. Gagasan baru yang dapat dicoba pada tempat percobaan (misalnya demplot pertanian) umumnya lebih cepat diadopsi daripada inovasi yang tidak dapat dicoba. Ryan dan Gross (1943) menemukan bahwa setiap orang yang menjadi respondennya di Lowa mengadopsi jagung hibrida dengan terlebih mencobanya kecil-kecilan. Jika jagung baru itu tidak dapat dicoba sebagai percontohan, kecepatan adopsinya mungkin lambat. Suatu inovsi yang dapat dicoba, mengurangi ketidakpastian orang-orang yang mempertimbangkan untuk mengadopsinya.
- Keteramatan adalah sejauh mana hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain. Semakin mudah hasil suatu inovasi dapat diamati oleh seseorang semakin besar kemungkinannya untuk diadopsi. Teramatinya hasil suatu inovasi merangsang teman-teman dan para tetangga pemakai untuk mendiskusikan dan bertanya kepadanya untuk memperoleh informasi penilaian mengenai inovasi itu.
Umumnya inovasi yang oleh para calon pemakainya dipandang punya keuntungan relatif tinggi, lebih sesuai, dapat dicoba dan bisa diamati hasilnya, serta tidak terlalu rumit akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi lain yang kurang. Sebetulnya bukan hanya kualitas inovasi ini saja yang mempengaruhi kecepatan adopsi, tetapi penelitian-penelitian yang lalu menunjukkan bahwa kelima sifat itulahyang paling penting sebagi penjelas kecepatan adopsi.
Sumber : Buku Difusi Inovasi Penyebaran Ide-Ide Baru Ke Masyarakat Karya Everett M. Rogers Tahun 1994
Post a Comment
Post a Comment