Kebudayaan
Halo mahasiswa Indonesia! Pada kesempatan kali ini author akan menjelaskan tentang salah satu Landasan Teoritis dari Penelitian Kualitatif yaitu Kebudayaan. Simak penjelesannya berikut.
Banyak antropolog memanfaatkan pendekatan fenomenologi dalam penelitian mereka tentang pendidikan. Kerangka studi antropologisnya adalah konsep kebudayaan. Usaha untuk memahami kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan disebut dengan etnografi. Walaupun ada di antaranya kurang sependapat tentang definisi kebudyaan, mereka memandang kebudayaan sebagai kerangka teoritis dalam menjelaskan pekerjaan mereka.
Beberapa definisi menolong memperluas pengmahaman kita tentang bagaimana hal itu mempertajam penelitian. Beberapa antropolog mendefinisikan kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh manusia dan digunakan untuk menafsirkan pengalaman dan menimbulkan perilaku (Spradley, 1980:5 dalam Bogdan dan Biklen 1982:35). Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini, seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa menurut cara sebagai berikut: Sebaiknya etnografi mempertimbangkan perilaku manusia dengan jalan menguraikan apa yang diketahui mereka yang membolehkan mereka berperilaku dengan baik sesuai dengan common sense di dalam masyarakatnya. Peneliti dalam tradisi ini mengatakan bahwa etnografi mengatakan bahwa etnografi berhasil jika mendidik pembaca bagaimana sebaiknya berperilaku dalam suatu latar kebudyaan, apakah itu di antara keluarga-keluarga masyarakat makmur, di kantor kepala sekolah, atau di kelas taman kanak-kanak.
Definisi lainnya tentang kebudayaan memberi tekanan pada semantik dan menganjurkan bahwa ada perbedaan antara mengetahui perilaku dan bahasa khas sekelompok orang dan yang dapat melakukannya sendiri. Menurut perspektif ini, kebudayaan tampaknya agak rumit dan berbeda penekanannya. Dalam hal ini, tekanannya ada pada interaksi antara kebudayaan serta pengertian yang diberikan orang terhadap peristiwa-peristiwa. Dengan demikian, orientasi fenomenologis di sini menjadi jelas.
Etnografi dikenal dengan uraian rinci (thick description). Yang ditemui etnograf jika menguji kebudayaan menurut perspektif ini ialah suatu seri penafsiran terhadap kehidupan, pengertian akal sehat yang rumit dan sukar dipisahkan satu dari yang lainnya. Tujuan etnogfrafi adalah mengalami bersama pengertian bahwa pemeran serta kebudayaan memperhitungkan dan menggambarkan pengertian baru untuk pembaca dan orang luar.
Konsep kebudayaan juga dijelaskan oleh Rosalie Wax (1971 dalam Bogdan dan Biklen 1982:36). Wax mendiskusikan tugas etnografi dalam rangka pengertian. Pengertian bukanlah beberapa empati yang misterius di antara orang-orang melainkan merupakan satu kenyataan dari pengertian yang dialami bersama. Dengan demikian antropolog mulai dari luar, baik secara harfiah dalam rangka penerimaan sosialnya maupun secara kiasan dalam rangka pengertian. Suatu penelitian etnografis tentang kelas teman kanak-kanak menguji bagaimana anak-anak yang memasuki sekolahnya menjadi orang dalam, yaitu bagimana mereka mempelajari kebudayaan sekolahnya dan mengembangkan respon yang tepat terhadap gurunya dan harapan-harapan kelas.
Dalam rangka kebudayaan, apapun definisi khususnya, kebudayaan merupakan alat organisatoris atau konseptual untuk menafsirkan data yang berarti dan yang memberi ciri pada etnografi. Prosedur etnografi, apakah sama atau identik dengan pengamatan-berperanserta, percaya akan adanya perbedaan kosa-kata dan telah berkembang dalam kekhasan akademis yang berbeda. Sekarang ini peneliti pendidikan telah menggunakan istilah etnografi untuk menunjuk pada setiap penelitian kuantitatif dan juga dalam sosiologi. Walaupun orang-orang tidak setuju dengan studi kualitatif, ada beberapa kenyataan yang menunjukkan bahwa sosiolog dan antropolog makin saling mendekat dalam hal melakukan penelitian dan orientasi teoritis yang mendasari pekerjaan mereka. Spradley (1980) sebagai antropolog terkenal menyatakan bahwa konsep kebudayaan sebagai pengetahuan yang dicapai mempunyai ciri-ciri umum yang sama dengan interaksi simbolik.
Sumber : Buku Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Karya Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. Tahun 2006
Post a Comment
Post a Comment